Monday, January 6, 2014

Vihara Mahavira Graha Semarang




Vihara Mahavira Graha Semarang mulai dibangun pada tahun 2000. Suasana krisis moneter yang melanda dunia pada tahun 1998 membuat perekonomian dunia menjadi menurun, hal inilah yang kemudian menyebabkan banyak bank di Indonesia menjadi bangrut. Saat pemerintah mengadakan lelang terhadap property dan bangunan bank yang bangkrut tersebut, akhirnya pengurus Bagian Perencanaan Usaha dari Vihara Mahavira Graha Pusat memutuskan untuk membeli bangunan Bank yang terletak dikota Semarang untuk kemudian dipugar menjadi sebuah Vihara. Dimasa ribuan tahun lampau di Jawa Tengah sudah berdiri banyak Candi-candi dan bangunan peninggalan Buddhis lainnya. Pemimpin Vihara berharap melalui adanya sebuah Vihara dapat mendorong perkembangan pendidikan didaerah setempat, yang juga akhirnya mampu membantu penduduk setempat untuk mempelajari Buddha Dharma. Pada tahun 2001 diadakan pemugaran bangunan, kemudian pada tahun 2003 bersamaan dengan diadakannya rapat besar WBSC (World Buddhist Sangha Council) di Indonesia yang mengundang lebih dari 180 bhiksu dari mancanegara dengan berbagai macam sekte. Kemudian berkumpulnya lebih dari 180 orang bhiksu dari 3 sekte itulah yang memimpin Penempatan rupang dan Pembukaan Sinar Pratima dari Vihara Mahavira Graha Semarang tersebut.  Acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Agama yang memimpin peresmian penggunaan gedung diikuti dengan prosesi pengguntingan Pita yang dipimpin oleh Presiden WBSC.
VMGS berdiri diatas tanah dengan keliling 16.888 meter, menghadap ke utara dengan background pegunungan yang menghadap lautan. Keseluruhan bangunan terdiri dari enam lantai, dengan setiap tingkatan lantainya memiliki luas mencapai 1500 m2. Lantai pertama sebagai Aula Mahakaruna Dharmasala, dengan memuja sebuah rupang Sahassa Bhuja Sahassa Netra Avalokitesvara (Avalokitesvara bertangan dan mata seribu) yang mempunyai tinggi tubuh mencapai 6 meter yang terbuat dari kayu dengan tinggi sinar aura tubuhnya mencapai 8 meter yang terbuat dari ukiran tembaga. Aula Mahakaruna dikelilingi oleh 33 buah rupang Avalokitesvara yang terbuat dari batu Granit, setiap rupang tersebut memiliki tinggi 2.6 meter yang semuanya merupakan bentuk penjelmaan tubuh dari Avalokitesvara yang terdapat didalam Sutra Saddharmapundarika bab ke-25 yang menceritakan pelatihan diri Avalokitesvara dalam menolong makhluk-makhluk dienam kehidupan menderita, dengan kekuatan pelatihan diri Avalokitesvara berubah bentuk tubuh menjadi sebagaimana makhluk-makhluk membutuhkan pertolongannya. Tingkat ke-2 dibangun guna memperingati kebaikan dari  wakil Sangharaja Thailand, didalam Aula tersebut dipersembahkan 3 buah rupang Buddha dan 6 buah rupang murid Buddha dalam posisi berdiri yang semuanya terbuat dari tembaga, disamping dari aula terdapat sebuah perpustakaan dengan ruang kelas sebagai tempat pelatihan pendidikan Buddhis. Lantai tingkat 3,4 dan 5 adalah kamar tamu yang menghadap kepegunungan, ruangan meeting, Ruang Sarira, Museum benda Buddhis dan sebagainya. Tingkat teratas adalah Aula Lazuardi yang memuja Buddha Bhaisajyaguru dengan delapan mahaBodhisattva, aula dikelilingi oleh 12 rupang Bodhisattva agung yang terbuat dari kayu cendana dengan 12 rupang panglima Yaksa dan pelindung Dharma.
         Sampai saat ini Vihara Mahavira Graha Semarang sudah membuka kelas pelatihan Buddhis bagi para penduduk setempat, terhitung sudah lebih dari 50 murid dari Sekolah Menengah dan Universitas yang mengikuti pelatihan tersebut. Setiap minggu diadakan kebaktian umum, sekolah minggu dan muda-mudi serta perkumpulan diskusi para Dharma wanita dan berbagai kegiatan lainnya. Mahavira Graha Semarang mengemban pegangan :
-          Mendidik calon-calon Dharmaduta (Sangha)
-          Melatih diri dan membantu sesama
-          Mensucikan hati dan pikiran dari umat Buddha
-          Bersama-sama melatih diri menuju kesucian.   


No comments:

Post a Comment