Monday, January 6, 2014

Mahavira Buddhis Culture Center




Mahavira Buddhis Culture Center berdiri di propinsi Fujian kota Quanzhou kecamatan Huian yang terkenal dengan sebutan “Kampung Pahatan Batu”, gedung vihara menghadap keselatan dengan penampakan luar yang demikian agung serta perlengkapan didalamnya yang sangat lengkap. Gedung vihara terdiri dari 5 tingkat lantai, setiap tingkatan lantai memiliki luas lebih dari 2800 m2, didalam aula juga terdapat pameran seni Buddhis, Exhibition , aula besar pusat kebudayaan, ruang rapat, ruangan pagoda sarira, koleksi benda berharga Buddhis, aula serbaguna dan kamar tamu dan lain-lain. 
Dengan misi :
-          Mengembangkan kebudayaan Buddhis
-          Mensucikan hati dan pikiran
-          Memberikan kontribusi kepada kehidupan luas , dan
-          Merealisasikan masyarakat yang harmonis
Buddhis Culture Center melalui kebudayaan Buddhis yang beraneka ragam (cerita, lagu, tarian dsb) sebagai jalan untuk memberikan kepada semua makhluk, mensucikan hati dan pikiran.  Dibawah bagan Buddhis culture terdapat bagian perencanaan yang dipimpin oleh anggota Sangha dan orang-orang yang professional kemudian bersama-sama secara intensif dalam mempelajari dan meneliti gaya artistic rupang dan Aula Dharmasala dari berbagai dynasty kuno dan mempelajari bangunan tradisional dan keseniannya yang indah  untuk kemudian agar dapat diterapkan didalam bangunan pada masa kini. Disaat yang sama Buddhist Culture juga selalu membantu banyak perkumpulan Buddhis dalam menyelenggarakan Rapat Internasional, menerbitkan buku dan Ritual keagamaan dan sebagainya.
Buddhisme Mahayana dengan semangat berkorban untuk orang lain, membersikan diri dari kilesa, mengembangkan keBodhian, melewati kelahiran kembali dan mencapai keBuddhaan, melalui tindakan nyata kemudian mampu merealisasikan tujuan agung Buddha Dharma. Dengan tujuan mengembangkan cinta kasih Buddhis Center mengadakan berbagai macam kegiatan untuk memberikan kepedulian terhadap sesama, mendidik umat Buddha demi tercapainya tujuan dalam memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain dengan pengembangan cinta kasih Maitri-karuna; Memberikan penyuluhan kepada relawan Buddhis; mengajarkan bahwa harmonis berasal dari dalam hati yang dilatih dan dikembangkan dengan baik; dengan berbagai macam cara membantu umat Buddha dalam melatih diri dengan pandangan benar; membantu dan mendidik para umat Buddha agar menyayangi kehidupan dan memberikan sumbangsih mereka kepada masyarakat guna mencapai kehidupan yang harmonis dan kebahagiaan bagi semua makhluk.  
Catatan kegiatan besar :
Tahun 2002 membuat Design rupang 33 perwujudan Avalokitesvara dalam posisi duduk dan berdiri berdasarkan pada Saddharmapundarika Sutra Bab ke-25
Tahun 2003 dengan gaya arsitektur kayu dynasty Tang membuat Aula Dharmasala, Aula Meditasi, Aula Dharmadesana dan lainnya untuk Agama Buddha di Korea
Tahun 2004 mendesign dan membuat 216 rupang dan sebuah rupang setinggi 16 yang semuanya terbuat dari batu Granit untuk dipersembahkan di Indonesia
Tahun 2005 membuat 180 rupang, menyusun cerita Jataka sebanyak 166 lembar ukiran dari granit, dengan ukiran Buddha sejumlah 1448 yang diukir diatas batu Granit yang kemudian akan dipersembahkan di kedua sisi bangunan jataka yang panjangnya mencapai 368 meter
Tahun 2006 dengan tema Buddhis membuat rupang Buddha untuk agama Buddha di Amerika dan Asia Tenggara
Tahun 2007 mengukir 160 rupang Buddha dan mengalih-bahasakan cerita didalam sutra Lotus untuk kemudian dipersembahkan di Mandala Buddha Vihara Mahavira Graha Medan Mahakaruna Buddhist Center  

Bee Low See Buddhist Temple Singapore




Bee Low See Buddhist Temple terletak dipusat kota Singapore, keliling keseluruhan tanah vihara mencapai 120000 meter, keadaan lingkungan vihara sangat indah didukung dengan transportasi yang mudan, sarana dan prasarana yang lengkap, dengan demikian banyak umat Buddha yang datang untuk berdoa, vihara ini mempunyai sejarah yang cukup lama.
Vihara ini mulai didirikan pada tahun 1935, pendirinya adalah seorang bhiksu dari Tiongkok daerah Selatan bernama venerable bhiksu Xue Shan mahasthavira, pada mulanya vihara ini adalah tempat penampungan para orang berusia lanjut yang tidak mempunyai tempat tinggal dan keluarga. Pada masa penyerangan tentara Jepang didaerah sekitar vihara pernah dibom dengan 2 amunisi, bangunan disekitarnya banyak yang rusak, namun hanya bangunan Vihara saja yang tidak mengalami kerusakan sedikitpun, sehingga menjadi tempat berlindung oleh masyarakat sekitar, disaat yang sama juga menjadi tempat pengobatan dan perawatan bagi orang – orang yang terluka.
Beberapa tahun kemudian Ven.Xue shan kembali memperlebar area Dharmasala, kemudian tempat yang asalnya hanyalah sebuah rumah perlindungan untuk orang – orang tua yang tidak mempunyai tempat tinggal kemudian diubah menjadi sebuah vihara dengan nama Tian Zu shan Bee Low See Buddhist Temple. Sebelum ven.Xueshan wafat beliau mengubah susunan kepengurusan vihara menjadi vihara dengan pengurus dari berbagai tempat (kepemimpinan vihara berdasarkan pada silsilah urutan Dharma) master Xueshan wafat pada tahun 1954, Master Xueshan sempat menugaskan kepemimpinan vihara kepada ven.Youtan yang berada di Hongkong. Namun  beliau akhirnya memberikan kepemimpinan Bee Low See kepada saudara seperguruannya yaitu Master Venerable Bendao Mahasthavira yang dibantu oleh beberapa orang bhiksu seperti ven.Zhitong, Zongjian, Xingren dan lainnya.  
Pada tahun 1957 Bee Low See mulai dibangun kembali terutama dibagian gedung Dharmasala dengan mempersembahkan rupang Vairocana Buddha; diruang Avalokitesvara mempersembahkan rupang Avalokitesvara dengan 1000 mata dan tangan. Pemugaran vihara selesai pada tahun 1960 kemudian dilaksanakan peresmian vihara dan pembukaan sinar pratima Buddha. Pembukaan Sinar Pratima tersebut sempat menjadi sorotan public di Asia Tenggara, banyak anggota sangha di Asia Tenggara yang datang untuk menghadiri pemberkatan keselamatan Avatamsaka selama 21 hari.
Setelah master Youtan dan ven.Prajnavira memegang kepemimpinan vihara mereka kemudian bekerja keras untuk memperbaiki vihara dan memperluas area vihara, kemudian juga mempersembahkan sebuah rupang Buddha yang terbuat dari giok Myanmar yang begitu indah. Demi penyebaran Dharma secara intensif dibawah kepemimpinan master Youtan dan ven.Prajnavira diadakan pendiksaan Pancasila Buddhis bagi umat perumah tangga yang dihadiri oleh sangha dari China, Hongkong, Taiwan, Singapore, Malaysia, Indonesia dan Thailand; secara rutin diadakan pula seminar Buddhis dan pertama kalinya menjadi penyelenggara rapat besar generasi Sangha Muda diseluruh dunia serta banyak lagi organisasi Buddhis yang menyelenggarakan kegiatannya di Bee Low See Buddhist Temple.
Dibawah kepemimpinan master Bendao, Bee Low See menjadi sebuah vihara yang mempunyai peranan penting di Buddhist Internasional, seringkali tamu Sangha yang datang ke Singapore semuanya berkumpul di Bee Low See, pada tahun 1963 vihara juga menjamu tamu dari Rombongan Buddhist China. Masa masa tersebut master Bendao masih belum wafat beliau banyak mendidik generasi muda menjadi penerus silsilah sangha untuk mengembangkan Buddha Dharma. pada tahun 1983 sebelum master Bendao wafat beliau kemudian memberikan kepemimpinan vihara kepada master Youtan. Master Bendao wafat pada tahun 1987 pada saat tersebut master Youtan kemudian menjadi pemimpin vihara generasi ke-3 dengan venerable Prajnavira sebagai pengurus harian Vihara. 
Master Youtan wafat pada tahun 1993, kepemimpinan vihara generasi ke-4 kemudian dipegang oleh venerable Prajnavira yang kemudian pada tahun 1996 dilaksanakan upacara pengukuhan jabatan kepala vihara. Venerable Prajnavira melanjutkan misi master Youtan dalam menciptakan Buddha Dharma yang humanis, beliau banyak melaksanakan kegiatan untuk kepedulian dan manfaat bagi masyarakat; secara rutin menyelenggarakan seminar Buddhist dengan pembicara para master guru dari dalam dan luar negeri; menyelenggarakan pelatihan Atthasila, pelatihan selama 7 hari, berbagai macam ritual Upacara Keselamatan, Shuiluk Dharma Assembly, sekolah minggu Buddhis, kebaktian generasi muda , paduan suara dan lain sebagainya. Setiap tahunnya diadakan kegiatan untuk memberikan perhatian dan manfaat kepada masyarakat luas, semua kegiatan yang dilakukan selalu berdasar pada semangat Buddha Dharma dalam mensucikan hati dan pikiran semua makhluk. Renungan dan Wejangan Dharma Venerable Prajnavira selalu memberikan motivasi kepada para generasi muda Buddhist untuk selalu melatih diri, mengembangkan kebijaksanaan untuk kemudian agar dapat memasuki masyarakat dan memberikan kontribusi yang besar dimasyarakat.   Venerable Prajnavira berdasarkan amanat dan misi dari para pendahulunya juga berusaha untuk mendidik lebih banyak lagi generasi Buddhist yang berkompeten, mengembangkan dan menyebarluaskan Buddha Dharma melalui media internet dan modern lainnya dengan tujuan agar lebih banyak orang yang menerima manfaat dari mempelajari Dharma dan berusaha mensucikan hati dan pikiran mereka.
Pada saat ini pimpinan vihara venerable Prajnavira telah menerima dan menjalankan jabatan sebagai :
-          Sekretaris Jenderal WBSC
-          Ketua komite pelaksana harian Persatuan Sangha China
-          Pemrakarsa Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI)
-          Pimpinan Vihara Mahavira Graha Pusat
-          Pimpinan Vihara Mahavira Graha Semarang
-          Pimpinan Vihara Sila Prabha Denpasar
-          Pimpinan Vihara Mahavira Graha View Bedugul
-          Pimpinan Vihara Mahavira Graha Surabaya
-          Pimpinan Vihara Sahassa Buddha Medan
-          Pimpinan Vihara Dharma Batama Parapat
-          Pimpinan Mahakaruna Buddhist Center Vihara Mahavira Graha Medan
-          Pimpinan Vihara Mahavira Graha Lautze
-          Pimpinan Lian Chee Kek Buddhist Temple Singapore
-          Pendiri Mahavira Buddhist Culture Center Hui An




Lian chee kek Temple




Lianchee kek Temple dibangun ditengah perumahan elit di Singapore, bangunan vihara berdiri diatas tanah dengan keliling 2000 meter. Pada tahun 1960 vihara ini adalah tempat pelatihan diri dari pemimpin viharanya yang pertama yaitu venerable bhikkuni Da hsiu yang menjalankan pelatihan diri Pintu Dharma Avalokitesvara Bodhisattva, beliau dengan tekun membaca Sutra Teratai setiap harinya sampai pada pembacaannya yang ke seribu kali. Setelah beliau wafat kepengurusan vihara dilanjutkan oleh anak asuhannya sampai pada tahun 1980 kemudian mengundang venerable bhikkuni Da hsien dan Li kui fuk untuk mengurusi vihara tersebut. Pada tahun 1986 bhiksuni Da hsien mengundang venerable bhiksu Prajnavira untuk melanjutkan kepemimpinan vihara sampai saat sekarang ini. Setelah ven.Prajnavira memimpin vihara tersebut kemudian beliau memugar dan memperlebar ruangan Dharmasala, perpustakaan, ruang makan dan kamar asrama tempat tinggal sangha, menyelenggarakan berbagai macam kegiatan penyebaran Dharma.
Sampai pada saat sekarang ini setiap hari Jumat malam selalu diadakan kebaktian umum, Sabtu malam diadakan kebaktian pertaubatan 88 Buddha; setiap hari minggu pagi diadakan kebaktian sekolah minggu dan muda-mudi, kelompok paduan suara dan pada malam harinya diadakan kebaktian umum dengan pembabaran Dharma; setiap bulan tanggal 8 lunar diadakan Upacara Keselamatan mengagungkan 88 Nama Agung Para Buddha, secara berkala diadakan seminar Dharma serta kegiatan rutin setiap perayaan hari besar Buddhis. Setiap seminggu sekali diadakan kunjungan social kerumah-rumah apartement orang-orang berusia lanjut yang dipimpin oleh anggota Sangha untuk memberikan perhatian kepada orang-orang tua tersebut.
Dharmasala vihara mempersembahkan 3 buah rupang perwujudan makhluk suci dari surga Sukhavati (Amitabha Buddha, Avalokitesvara dan Mahasthamaprapta Bodhisattva) vihara mengemban misi :
-          Menyebarkan Dharma yang murni dan menjaga serta menjalankan Buddha Dharma
-          Melatih samadi serta mensucikan hati dan pikiran
-          Dengan pelatihan dan pendidikan budaya membimbing para generasi muda
-          Merealisasikan surga Sukhavati (kebahagiaan tertinggi) didalam kehidupan nyata


Vihara Dharma Batama Parapat




Vihara Dharma Batama dibangun diatas gunung dan air yang indah, ditambah dengan keindahan Danau Toba yang terletak 1180 meter diatas permukaan air laut didataran tinggi lereng gunung. Vihara Dharma Batama menempati lokasi seluas 4 hektar, dibangun untuk memperingati guru dari pimpinan vihara (Venerable Dharma Batama Mahasthavira) yang kemudian diabadikan menjadi nama Vihara.
Pada tahun 80 an di Indonesia mulai berkembang perindustrian Pariwisata, pada masa tersebut pimpinan Taiwan dan Departemen pertahanan datang mengunjungi danau Toba, mereka berharap suatu saat diatas gunung yang indah tersebut dapat dibangun sebuah Vihara yang kemudian dapat memberikan fasilitas kepada para umat Buddha di Asia Tenggara saat mereka mengunjungi Danau Toba agar tinggal lebih lama ditempat tersebut, disaat yang sama juga dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan diri bagi para umat Buddha. Pada masa tersebut Bupati setempat memberikan usul kepada master Dharma Batama agar mendirikan Vihara diatas gunung. Master Dharma Batama kemudian  memberikan petunjuk kepada ven.Prajnavira yang masih menjalani masa pengabdiannya di Singapore Shuanglin Monastery sebagai pengurus vihara. Kemudian dibawah tanggung jawab beliau tanah yang awalnya seluas 2 hektar tersebut kemudian dibangunlah sebuah Vihara. 
Pada bulan ke-8 penanggalan lunar ditahun 1988, setelah wafatnya master Dharma Batama pembangunan vihara sempat mengalami kendalan dan berhenti sesaat, sampai pada tahun 1997 ven.Prajnavira kemudian membeli lagi tanah disekitar vihara seluas 2 hektar untuk memperluas area vihara. Atas ketulusan para umat Buddha akhirnya ditempat tersebut dibangun sebuah rumah sederhana untuk tempat para anggota sangha baru agar mereka dapat mendalami Tripitakan dan melaksanakan pelatihan seorang diri. Setelah tahun 2000 pimpinan vihara ven.Prajnavira kemudian membangun kembali sebuah Aula Dharmadesana yang mampu menampung lebih dari 600 orang sebagai pusat kegiatan gedung serbaguna.
Saat ini selain adanya ruang Dharmadesana juga masih terdapat Ruang Makan, ruang tamu dan rapat, selain itu masih terdapat 16 ruang kamar yang menghadap kepegunungan dsb. Vihara Dharma Batama mengadakan kebaktian umum setiap penanggalan bulan gelap (Che it) dan bulan purnama (Cap go) , diadakan pelatihan Attasila setiap bulannya; setiap tahun diadakan pendiksaan sila bagi perumah tangga, pada hari peringatan master Dharma Batama juga diadakan Ritual Upacara keagamaan memanjatkan sutra-sutra suci, mengajak para umat Buddha dari kota untuk menghabiskan liburan diatas gunung dan disaat yang sama juga merupakan sebuah tempat yang cocok bagi para umat Buddha agar tekun dalam mempelajari Buddha Dharma. 
Vihara Dharma Batama mengemban misi :
-          Menyebarkan ajaran suci Zen dalam mempelajari Buddha Dharma
-          Memberikan pendiksaan Sila untuk mensucikan hati dan pikiran
-          Mengisi waktu libur dengan kegiatan keagamaan menuju ketempat suci untuk melepaskan beban pikiran dan mencapai kondisi hati yang damai