Mahakaruna Buddhis Center - Medan
Friday, May 23, 2014
Monday, January 6, 2014
Mahavira Buddhis Culture Center
Mahavira Buddhis Culture Center berdiri
di propinsi Fujian kota Quanzhou kecamatan Huian yang terkenal dengan sebutan “Kampung
Pahatan Batu”, gedung vihara menghadap keselatan dengan penampakan luar yang
demikian agung serta perlengkapan didalamnya yang sangat lengkap. Gedung vihara
terdiri dari 5 tingkat lantai, setiap tingkatan lantai memiliki luas lebih dari
2800 m2, didalam aula juga terdapat pameran seni Buddhis, Exhibition
, aula besar pusat kebudayaan, ruang rapat, ruangan pagoda sarira, koleksi
benda berharga Buddhis, aula serbaguna dan kamar tamu dan lain-lain.
Dengan misi :
-
Mengembangkan
kebudayaan Buddhis
-
Mensucikan
hati dan pikiran
-
Memberikan
kontribusi kepada kehidupan luas , dan
-
Merealisasikan
masyarakat yang harmonis
Buddhis Culture Center melalui
kebudayaan Buddhis yang beraneka ragam (cerita, lagu, tarian dsb) sebagai jalan
untuk memberikan kepada semua makhluk, mensucikan hati dan pikiran. Dibawah bagan Buddhis culture terdapat bagian
perencanaan yang dipimpin oleh anggota Sangha dan orang-orang yang professional
kemudian bersama-sama secara intensif dalam mempelajari dan meneliti gaya artistic
rupang dan Aula Dharmasala dari berbagai dynasty kuno dan mempelajari bangunan
tradisional dan keseniannya yang indah
untuk kemudian agar dapat diterapkan didalam bangunan pada masa kini. Disaat
yang sama Buddhist Culture juga selalu membantu banyak perkumpulan Buddhis
dalam menyelenggarakan Rapat Internasional, menerbitkan buku dan Ritual
keagamaan dan sebagainya.
Buddhisme
Mahayana dengan semangat berkorban untuk orang lain, membersikan diri dari
kilesa, mengembangkan keBodhian, melewati kelahiran kembali dan mencapai
keBuddhaan, melalui tindakan nyata kemudian mampu merealisasikan tujuan agung
Buddha Dharma. Dengan tujuan mengembangkan cinta kasih Buddhis Center
mengadakan berbagai macam kegiatan untuk memberikan kepedulian terhadap sesama,
mendidik umat Buddha demi tercapainya tujuan dalam memberikan kebahagiaan bagi
diri sendiri dan orang lain dengan pengembangan cinta kasih Maitri-karuna; Memberikan
penyuluhan kepada relawan Buddhis; mengajarkan bahwa harmonis berasal dari
dalam hati yang dilatih dan dikembangkan dengan baik; dengan berbagai macam
cara membantu umat Buddha dalam melatih diri dengan pandangan benar; membantu
dan mendidik para umat Buddha agar menyayangi kehidupan dan memberikan
sumbangsih mereka kepada masyarakat guna mencapai kehidupan yang harmonis dan
kebahagiaan bagi semua makhluk.
Catatan kegiatan besar :
Tahun
2002 membuat Design rupang 33
perwujudan Avalokitesvara dalam posisi duduk dan berdiri berdasarkan pada
Saddharmapundarika Sutra Bab ke-25
Tahun
2003 dengan gaya arsitektur kayu dynasty
Tang membuat Aula Dharmasala, Aula Meditasi, Aula Dharmadesana dan lainnya
untuk Agama Buddha di Korea
Tahun
2004 mendesign dan membuat 216
rupang dan sebuah rupang setinggi 16 yang semuanya terbuat dari batu Granit
untuk dipersembahkan di Indonesia
Tahun
2005 membuat 180 rupang, menyusun
cerita Jataka sebanyak 166 lembar ukiran dari granit, dengan ukiran Buddha
sejumlah 1448 yang diukir diatas batu Granit yang kemudian akan dipersembahkan
di kedua sisi bangunan jataka yang panjangnya mencapai 368 meter
Tahun
2006 dengan tema Buddhis membuat
rupang Buddha untuk agama Buddha di Amerika dan Asia Tenggara
Tahun
2007 mengukir 160 rupang Buddha dan
mengalih-bahasakan cerita didalam sutra Lotus untuk kemudian dipersembahkan di
Mandala Buddha Vihara Mahavira Graha Medan Mahakaruna Buddhist Center
Bee Low See Buddhist Temple Singapore
Bee
Low See Buddhist Temple terletak dipusat kota Singapore, keliling keseluruhan
tanah vihara mencapai 120000 meter, keadaan lingkungan vihara sangat indah
didukung dengan transportasi yang mudan, sarana dan prasarana yang lengkap,
dengan demikian banyak umat Buddha yang datang untuk berdoa, vihara ini
mempunyai sejarah yang cukup lama.
Vihara
ini mulai didirikan pada tahun 1935, pendirinya adalah seorang bhiksu dari
Tiongkok daerah Selatan bernama venerable bhiksu Xue Shan mahasthavira, pada
mulanya vihara ini adalah tempat penampungan para orang berusia lanjut yang
tidak mempunyai tempat tinggal dan keluarga. Pada masa penyerangan tentara
Jepang didaerah sekitar vihara pernah dibom dengan 2 amunisi, bangunan disekitarnya
banyak yang rusak, namun hanya bangunan Vihara saja yang tidak mengalami
kerusakan sedikitpun, sehingga menjadi tempat berlindung oleh masyarakat
sekitar, disaat yang sama juga menjadi tempat pengobatan dan perawatan bagi
orang – orang yang terluka.
Beberapa
tahun kemudian Ven.Xue shan kembali memperlebar area Dharmasala, kemudian
tempat yang asalnya hanyalah sebuah rumah perlindungan untuk orang – orang tua
yang tidak mempunyai tempat tinggal kemudian diubah menjadi sebuah vihara
dengan nama Tian Zu shan Bee Low See Buddhist Temple. Sebelum ven.Xueshan wafat
beliau mengubah susunan kepengurusan vihara menjadi vihara dengan pengurus dari
berbagai tempat (kepemimpinan vihara berdasarkan pada silsilah urutan Dharma)
master Xueshan wafat pada tahun 1954, Master Xueshan sempat menugaskan
kepemimpinan vihara kepada ven.Youtan yang berada di Hongkong. Namun beliau akhirnya memberikan kepemimpinan Bee
Low See kepada saudara seperguruannya yaitu Master Venerable Bendao Mahasthavira
yang dibantu oleh beberapa orang bhiksu seperti ven.Zhitong, Zongjian, Xingren
dan lainnya.
Pada
tahun 1957 Bee Low See mulai dibangun kembali terutama dibagian gedung
Dharmasala dengan mempersembahkan rupang Vairocana Buddha; diruang
Avalokitesvara mempersembahkan rupang Avalokitesvara dengan 1000 mata dan
tangan. Pemugaran vihara selesai pada tahun 1960 kemudian dilaksanakan
peresmian vihara dan pembukaan sinar pratima Buddha. Pembukaan Sinar Pratima
tersebut sempat menjadi sorotan public di Asia Tenggara, banyak anggota sangha di
Asia Tenggara yang datang untuk menghadiri pemberkatan keselamatan Avatamsaka
selama 21 hari.
Setelah
master Youtan dan ven.Prajnavira memegang kepemimpinan vihara mereka kemudian
bekerja keras untuk memperbaiki vihara dan memperluas area vihara, kemudian
juga mempersembahkan sebuah rupang Buddha yang terbuat dari giok Myanmar yang
begitu indah. Demi penyebaran Dharma secara intensif dibawah kepemimpinan
master Youtan dan ven.Prajnavira diadakan pendiksaan Pancasila Buddhis bagi
umat perumah tangga yang dihadiri oleh sangha dari China, Hongkong, Taiwan,
Singapore, Malaysia, Indonesia dan Thailand; secara rutin diadakan pula seminar
Buddhis dan pertama kalinya menjadi penyelenggara rapat besar generasi Sangha
Muda diseluruh dunia serta banyak lagi organisasi Buddhis yang menyelenggarakan
kegiatannya di Bee Low See Buddhist Temple.
Dibawah
kepemimpinan master Bendao, Bee Low See menjadi sebuah vihara yang mempunyai
peranan penting di Buddhist Internasional, seringkali tamu Sangha yang datang
ke Singapore semuanya berkumpul di Bee Low See, pada tahun 1963 vihara juga
menjamu tamu dari Rombongan Buddhist China. Masa masa tersebut master Bendao
masih belum wafat beliau banyak mendidik generasi muda menjadi penerus silsilah
sangha untuk mengembangkan Buddha Dharma. pada tahun 1983 sebelum master Bendao
wafat beliau kemudian memberikan kepemimpinan vihara kepada master Youtan. Master
Bendao wafat pada tahun 1987 pada saat tersebut master Youtan kemudian menjadi
pemimpin vihara generasi ke-3 dengan venerable Prajnavira sebagai pengurus
harian Vihara.
Master
Youtan wafat pada tahun 1993, kepemimpinan vihara generasi ke-4 kemudian
dipegang oleh venerable Prajnavira yang kemudian pada tahun 1996 dilaksanakan
upacara pengukuhan jabatan kepala vihara. Venerable Prajnavira melanjutkan misi
master Youtan dalam menciptakan Buddha Dharma yang humanis, beliau banyak
melaksanakan kegiatan untuk kepedulian dan manfaat bagi masyarakat; secara
rutin menyelenggarakan seminar Buddhist dengan pembicara para master guru dari
dalam dan luar negeri; menyelenggarakan pelatihan Atthasila, pelatihan selama 7
hari, berbagai macam ritual Upacara Keselamatan, Shuiluk Dharma Assembly,
sekolah minggu Buddhis, kebaktian generasi muda , paduan suara dan lain
sebagainya. Setiap tahunnya diadakan kegiatan untuk memberikan perhatian dan
manfaat kepada masyarakat luas, semua kegiatan yang dilakukan selalu berdasar
pada semangat Buddha Dharma dalam mensucikan hati dan pikiran semua makhluk.
Renungan dan Wejangan Dharma Venerable Prajnavira selalu memberikan motivasi
kepada para generasi muda Buddhist untuk selalu melatih diri, mengembangkan
kebijaksanaan untuk kemudian agar dapat memasuki masyarakat dan memberikan
kontribusi yang besar dimasyarakat. Venerable
Prajnavira berdasarkan amanat dan misi dari para pendahulunya juga berusaha
untuk mendidik lebih banyak lagi generasi Buddhist yang berkompeten,
mengembangkan dan menyebarluaskan Buddha Dharma melalui media internet dan
modern lainnya dengan tujuan agar lebih banyak orang yang menerima manfaat dari
mempelajari Dharma dan berusaha mensucikan hati dan pikiran mereka.
Pada saat ini pimpinan vihara venerable
Prajnavira telah menerima dan menjalankan jabatan sebagai :
-
Sekretaris Jenderal WBSC
-
Ketua komite pelaksana harian
Persatuan Sangha China
-
Pemrakarsa Konferensi Agung
Sangha Indonesia (KASI)
-
Pimpinan Vihara Mahavira Graha
Pusat
-
Pimpinan Vihara Mahavira Graha
Semarang
-
Pimpinan Vihara Sila Prabha
Denpasar
-
Pimpinan Vihara Mahavira Graha
View Bedugul
-
Pimpinan Vihara Mahavira Graha
Surabaya
-
Pimpinan Vihara Sahassa Buddha Medan
-
Pimpinan Vihara Dharma Batama
Parapat
-
Pimpinan Mahakaruna Buddhist
Center Vihara Mahavira Graha Medan
-
Pimpinan Vihara Mahavira Graha
Lautze
-
Pimpinan Lian Chee Kek Buddhist
Temple Singapore
-
Pendiri Mahavira Buddhist
Culture Center Hui An
Lian chee kek Temple
Lianchee
kek Temple dibangun ditengah perumahan elit di Singapore, bangunan vihara
berdiri diatas tanah dengan keliling 2000 meter. Pada tahun 1960 vihara ini
adalah tempat pelatihan diri dari pemimpin viharanya yang pertama yaitu venerable
bhikkuni Da hsiu yang menjalankan pelatihan diri Pintu Dharma Avalokitesvara
Bodhisattva, beliau dengan tekun membaca Sutra Teratai setiap harinya sampai
pada pembacaannya yang ke seribu kali. Setelah beliau wafat kepengurusan vihara
dilanjutkan oleh anak asuhannya sampai pada tahun 1980 kemudian mengundang
venerable bhikkuni Da hsien dan Li kui fuk untuk mengurusi vihara tersebut. Pada
tahun 1986 bhiksuni Da hsien mengundang venerable bhiksu Prajnavira untuk
melanjutkan kepemimpinan vihara sampai saat sekarang ini. Setelah
ven.Prajnavira memimpin vihara tersebut kemudian beliau memugar dan memperlebar
ruangan Dharmasala, perpustakaan, ruang makan dan kamar asrama tempat tinggal
sangha, menyelenggarakan berbagai macam kegiatan penyebaran Dharma.
Sampai
pada saat sekarang ini setiap hari Jumat malam selalu diadakan kebaktian umum,
Sabtu malam diadakan kebaktian pertaubatan 88 Buddha; setiap hari minggu pagi
diadakan kebaktian sekolah minggu dan muda-mudi, kelompok paduan suara dan pada
malam harinya diadakan kebaktian umum dengan pembabaran Dharma; setiap bulan
tanggal 8 lunar diadakan Upacara Keselamatan mengagungkan 88 Nama Agung Para
Buddha, secara berkala diadakan seminar Dharma serta kegiatan rutin setiap
perayaan hari besar Buddhis. Setiap seminggu sekali diadakan kunjungan social
kerumah-rumah apartement orang-orang berusia lanjut yang dipimpin oleh anggota
Sangha untuk memberikan perhatian kepada orang-orang tua tersebut.
Dharmasala
vihara mempersembahkan 3 buah rupang perwujudan makhluk suci dari surga
Sukhavati (Amitabha Buddha, Avalokitesvara dan Mahasthamaprapta Bodhisattva)
vihara mengemban misi :
-
Menyebarkan Dharma yang murni dan menjaga serta menjalankan
Buddha Dharma
-
Melatih samadi serta mensucikan hati dan pikiran
-
Dengan pelatihan dan pendidikan budaya membimbing para
generasi muda
-
Merealisasikan surga Sukhavati (kebahagiaan tertinggi)
didalam kehidupan nyata
Vihara Dharma Batama Parapat
Vihara Dharma Batama dibangun diatas gunung dan air yang
indah, ditambah dengan keindahan Danau Toba yang terletak 1180 meter diatas
permukaan air laut didataran tinggi lereng gunung. Vihara Dharma Batama
menempati lokasi seluas 4 hektar, dibangun untuk memperingati guru dari
pimpinan vihara (Venerable Dharma Batama Mahasthavira) yang kemudian diabadikan
menjadi nama Vihara.
Pada tahun 80 an di Indonesia mulai berkembang
perindustrian Pariwisata, pada masa tersebut pimpinan Taiwan dan Departemen
pertahanan datang mengunjungi danau Toba, mereka berharap suatu saat diatas
gunung yang indah tersebut dapat dibangun sebuah Vihara yang kemudian dapat
memberikan fasilitas kepada para umat Buddha di Asia Tenggara saat mereka
mengunjungi Danau Toba agar tinggal lebih lama ditempat tersebut, disaat yang
sama juga dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan diri bagi para umat Buddha. Pada
masa tersebut Bupati setempat memberikan usul kepada master Dharma Batama agar
mendirikan Vihara diatas gunung. Master Dharma Batama kemudian memberikan petunjuk kepada ven.Prajnavira
yang masih menjalani masa pengabdiannya di Singapore Shuanglin Monastery
sebagai pengurus vihara. Kemudian dibawah tanggung jawab beliau tanah yang
awalnya seluas 2 hektar tersebut kemudian dibangunlah sebuah Vihara.
Pada bulan ke-8
penanggalan lunar ditahun 1988, setelah wafatnya master Dharma Batama
pembangunan vihara sempat mengalami kendalan dan berhenti sesaat, sampai pada
tahun 1997 ven.Prajnavira kemudian membeli lagi tanah disekitar vihara seluas 2
hektar untuk memperluas area vihara. Atas ketulusan para umat Buddha akhirnya
ditempat tersebut dibangun sebuah rumah sederhana untuk tempat para anggota
sangha baru agar mereka dapat mendalami Tripitakan dan melaksanakan pelatihan
seorang diri. Setelah tahun 2000 pimpinan vihara ven.Prajnavira kemudian
membangun kembali sebuah Aula Dharmadesana yang mampu menampung lebih dari 600
orang sebagai pusat kegiatan gedung serbaguna.
Saat ini selain
adanya ruang Dharmadesana juga masih terdapat Ruang Makan, ruang tamu dan
rapat, selain itu masih terdapat 16 ruang kamar yang menghadap kepegunungan
dsb. Vihara Dharma Batama mengadakan kebaktian umum setiap penanggalan bulan
gelap (Che it) dan bulan purnama (Cap go) , diadakan pelatihan Attasila setiap
bulannya; setiap tahun diadakan pendiksaan sila bagi perumah tangga, pada hari
peringatan master Dharma Batama juga diadakan Ritual Upacara keagamaan
memanjatkan sutra-sutra suci, mengajak para umat Buddha dari kota untuk
menghabiskan liburan diatas gunung dan disaat yang sama juga merupakan sebuah
tempat yang cocok bagi para umat Buddha agar tekun dalam mempelajari Buddha
Dharma.
Vihara Dharma
Batama mengemban misi :
-
Menyebarkan ajaran suci Zen dalam mempelajari
Buddha Dharma
-
Memberikan pendiksaan Sila untuk mensucikan hati
dan pikiran
-
Mengisi waktu libur dengan kegiatan keagamaan
menuju ketempat suci untuk melepaskan beban pikiran dan mencapai kondisi hati
yang damai
Subscribe to:
Posts (Atom)